Harga saham pemodal ventura e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mulai menyentuh batas bawah Automatic Rejection Limit (ARB) 7% pada perdagangan Selasa pagi (21/10/21) setelah breakout. Pasar saham Jumat (21/8) pekan lalu.
Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), BUKA menutup sesi pertama dan jatuh, mencapai batas ARB dengan koreksi 6,76% menjadi Rs 1.035 per saham.
Bahkan dalam antrian OPEN di level ARB, sudah terkumpul hingga 7,2 juta lot (setara dengan 720 juta lembar saham, 1 lot berisi 100 lembar saham) atau Rp 745 miliar.
Secara khusus, tawaran (kutipan) dihargai 1035 Rs untuk 7,2 juta lot, diikuti oleh 105.000 Rs untuk 1.040 lot, lot 86.000 lot seharga Rs 1.045, lot seharga Rs 10,50 dan lot seharga Rs 1.055 … Ada juga level Rs 1.080, hingga 27.593 lot.
Seperti pada dua hari perdagangan sebelumnya, investor asing kembali melakukan aksi jual bersih saham BUKA pagi ini sehingga menyebabkan asing kabur hingga Rp 123 miliar di pasar normal, terbesar di pasar saham. Bahkan dalam 3 hari terakhir di tanah, orang asing telah kehilangan hingga 1 triliun rupee.
Nilai transaksi saham BUKA juga merupakan yang tertinggi bagi BEI, mencapai Rp 1,01 triliun. Kapitalisasi pasar OPEN pagi ini mencapai INR 106,67 triliun.
Setelah menyentuh 25% otomatis penolakan (ARA) di sesi I (9/8) kemarin, saham BUKA turun perlahan karena pendapatan bersih luar negeri mencapai Rs 492 miliar pada 14:10 WIB. Akibat perdagangan kemarin, saham OPEN ditutup “hanya” sebesar 4,72%.
Faktanya, saham OPEN mencapai 25 persen otomatis penolakan tinggi (ARA), reli harian tertinggi di pasar saham.
Sebagai informasi, perusahaan BUKA yang tercatat di bursa menghimpun dana dalam IPO yang mencapai Rp 22 triliun, yang merupakan angka terbesar sepanjang sejarah BEI.
Menurut data resmi BEI, itu terdiri dari 103.062.019.354 saham BUKA, 77.296.514.554 saham konstituen dan 25.765.504.800 penawaran umum.
Jumlah saham yang berpartisipasi dalam IPO adalah 25,0% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan setelah IPO dengan harga awal Rs 850 per saham.
Harga penawaran ditetapkan pada tingkat maksimum Rs 850 per unit, sehingga total dana yang terkumpul menjadi Rs 21,9 triliun.
Menurut prospektus IPO, seluruh dana hasil IPO, dikurangi semua biaya penerbitan saham, akan digunakan untuk membayar 66% modal kerja perseroan, dan sisa modal kerja anak perusahaan.
Sekitar 15% dari anak perusahaan tersebut di-spin off oleh PT Buka Mitra Indonesia (BMI), 15% oleh PT Buka Usaha Indonesia (BUI) dan sekitar 1% oleh PT Buka Investasi Bersama (BIB).
Sekitar 1% dialokasikan oleh PT Buka Pengadaan Indonesia (BPI), sekitar 1% oleh Bukalapak Pte. LLC (BLSG) dan sekitar 1% dialokasikan oleh PT Five Jack (Five Jack, Indonesia).
Dalam rangka IPO ini, penjamin emisi efek BUKA adalah PT Mandiri Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas.